Kesaksian Orang Kristen yang sudah menyerahkan hidupnya kepada Kroistus seringkali menguatkan iman sesama orang Kristen. Buku ini berisi kesaksian hidup orang-orang Kristen di Korea selama Perang Dunia II. Mereka mengalami penderitaan, ditekan, dianiaya dan dipenjarakan, namun tetap setia dan tetap menjadi saksiNya. Mereka adalah orang-orang yang kuat imannya. Kiranya buku ini menguatkan iman…
Kitap Suci tidak menjawab semua persoalan kita. Tetapi dalam keseluruhannya Kitab Suci memperkenalkan kepada kita realitas kerja, nilaiya, suka-dukanya dan penebusannya.
Buku ini berisi petunjuk-petunjuk mengenai ayat-ayat yang membahas mengenai satu topik atau permasalahan tertentu, baik bagi orang Kristen maupun bagi orang umum. Misalnya ayat-ayat bagimereka yang ragu-ragu, bagi mereka yang hidup ceroboh, bagi mereka yang punya kesukaran dan pertanyaan, bagi mereka yang belum sadar akan dosanya, dan masih banyak lagi.
Dewasa ini tiap orang khususnya pemuda pemudi menghadapi banyak persoalan yang harus dipecahkan oleh mereka masing-masing.Untuk itu sangat diperlukan suatu pegangan yang kuat dan dasar yang sehat, agar mereka dapat menentukan sikap mereka masing-masing setiap saat dan dalam setiap keadaan.
Buku ini menampilkan Scheurer sebagai pahlawan dalam bidang keimanan. Sebagai orang yang menaruh kasih terhadap Juru Selamatnya ia sanggup melayani sesamanya dengan penuh kasih dan menyangkal diri.
Karakter perawat yang paling dibutuhkan oleh pasien adalah belas kasih sebagai kebutuhan tertinggi (80%), kompetensi (52%), komitmen iman (26%), integritas (25%), dan tanggung jawab (10%). Tanda dari perawat yang baik adalah jika selalu ada belaskasihan seperti menawarkan secangkir air dingin atau susu panas.
Buku ini mengisahkan pengalaman dan peristiwa yang dialami penulis sewaktu masih hidup di Eropa Timur, yang berupa duka, derita, dan kesengsaraan. Itu semua mengungkapkan betapa keji Atheisme yang mampu menelanjangi dan merusak kemanusiaan sampai tak kenal bahwa yang menjadi korab Atheisme itu masih manusia yang berakal sehat dan berkehendak bebas hidup sebagai manusia yang sewajarnya.
Seorang dari pemikir-pemikir besar, suatu kali berkata, "" Doa adalah manifestasi yang terdalam dari jiwa yang alami, dan itu akan meninggalkan bekas sepanjang yang sesuai dengan kehendak Allah"".
Sayang sekali, ritualitas keagamaan sering hanya digunakan untuk melegitimasi spiritualitas semua. Maraknya simbol-simbol keagamaan tidak mampu menjamin sentuhan keagamaan yang terdalam pada diri manusia, karena didalamnya tidak ada persekutuan tiga dimensi.